DARWIS TRIADI
Tempat/tgl lahir: Solo, 15 Oktober 1954
Pendidikan : Pendidikan Penerbang, Curug.
Organisasi : Ketua Asosiasi Photographer Propesional Indonesia (APPI)
Bila
menyebut fotografi, nama Darwis Triadi langsung menempel di benak
banyak orang. Pemilik nama lengkap Andreas Darwis Triadi memang bagaikan
ikon fotografi Indonesia. Akan tetapi, siapa sangka pada awalnya Darwis
adalah seorang pilot. Lantas kenapa dia beralih profesi menjadi
fotografer?
Mengantongi licence penerbang
tak lantas membuat pria kelahiran 15 Oktober 1954 ini berbangga.
Padahal, sekitar tahun 1978 profesi sebagai penerbang pesawat merupakan
profesi yang boleh dibilang amat bergengsi. Namun, ia merasa jiwanya
bukan di udara. Pergaulannya dengan kalangan yang berasal dari dunia fashion, berangsur-angsur merubah pandangannya tentang fotografi.
Hingga
sekitar tahun 1979, Darwis mantap memutuskan untuk berganti profesi.
Walaupun sempat ditentang oleh ke dua orang tuanya, namun Darwis
bersikukuh pada keyakinannya, Darwis terus melangkah. Padahal, bekalnya
tidaklah memadai. Ia tak punya pendidikan khusus fotografi. Hobi
memotret diperoleh lantaran bergaul dengan fotografer amatiran.
Sementara itu, para fotografer profesional cenderung menutup diri.
“Fotografer di zaman itu merasa dirinya eksklusif dan tak suka jika
orang lain ikut belajar. Mungkin khawatir disaingi,” tuturnya mengenang.
Dihadang
keterbatasan, Darwis tetap melangkah. “Saat itu saya berjanji bikin
dunia fotografi tidak tertutup lagi. Saya ingin dunia ini menjadi gaul
dan menarik,” katanya.
Berangkat
dari foto untuk brosur Hotel Borobudur pada 1980 dengan bayaran Rp 50
ribu, kiprah lelaki berkumis ini makin dikenal karena berani tampil
beda. Peristiwanya dimulai pada 1981. Di tahun itu, ayah dua putri ini
berpameran bersama para fotografer amatir. Sementara rekan-rekannya
memajang aneka foto bertemakan lanskap dan humanis, Darwis malah
memunculkan foto beberapa model dan peragawati. Tak pelak, pengunjung
pun kaget sekaligus kagum. Namun, tak sedikit juga yang mencemooh dengan
menyebut Darwis sebagai fotografer yang tak tahu teknik foto sekaligus
menentang arus.
Tak
peduli ejekan, Darwis terus melangkah dan memperbaiki diri. Untuk
mempopulerkan profesinya, ia rajin berpartisipasi dalam pameran dan
promosi dari mulut ke mulut. Layanan permintaan berdasarkan kebutuhan
pelanggan juga dilakoni. Bahkan, ia pun tak tabu bersikap proaktif ke
para pelanggannya. Di samping itu, ia pun terus memperdalam ilmu
fotografi, di antaranya beberapa kali mengikuti short course lighting dan teknik kamera di Swiss dan Jerman sejak 1983.
Keyakinan
Darwis menetapkan tujuan hidupnya bahwa fotografi merupakan profesi
yang juga bergengsi telah dibuktikan. Dari mulai mengerjakan berbagai
macam foto produk-produk untuk iklan dan sebagainya dari berbagai
produsen besar seperti NOKIA, PHILPS, BCA, PERMATA BANK, SATELINDO,
INDOFOOD,SONY ERICSSON, TELKOM, GROUP PT. UNILEVER, BANK MANDIRI,
MUSTIKA RATU, SARI AYU, WARNER MUSIC, AQUARIUS MUSIC, SONY MUSIC, dan
lain sebaginya. Darwis Triadi Photography juga mengerjakan Comecial dan
Non Comercial Photography, Digital Imaging Photography, Concept Design,
Graphic Design, Stock Slide Show/ Slide Rental. Darwis juga telah
menerbitkan buku-buku mengenai fotografi seperti, Kembang Setaman &
Secret Lighting. Selain itu Darwis Triadi juga telah menerbitkan buku
mengenai Photography seperti Kembang Setaman & Secret Lighting.
Selain
memiliki studio Darwis Triadi Photography, ia juga membuka Darwis
Triadi School of Photography. Sekolah yang menjadi salah satu impiannya,
yaitu agar fotografi menjadi lebih terbuka
Darwis Triadi mengembangkan minat
fotografinya sejak tahun 1979. Ilmu desain pun turut dipelajari untuk
memperkaya kemampuan artistiknya. Karena prestasinya yang terus
meningkat, dia diberi kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada
majalah tahunan Hasselblad yang berskala internasional di tahun 1990.
Dalam kurun waktu bersamaan, ia sempat mempresentasikan slide andalannya
dalam acara Photo Kina International Competition di Kohn, Jerman.
Kompetisi ini digelar dalam rangka \"Hasselblad International Annual\".
Setahun kemudian, majalah internasional Vogue memajang karyanya pada
artikel spesial tentang Indonesia. Bron Electronic AG dari Swiss, produsen lampu Broncolor, memilihnya untuk mengisi kalender Broncolor tahun 1997. Sumber : (http://www.darwistriadischoolofphotography.com/detailGuru.php?idNya=91)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar