Rabu, 22 Mei 2013

fotografi jurnalistik

Dasar Jurnalistik foto

Dasar kelahiran pertumbuhan jurnalistik foto, menurut Soelarko ditentukan oleh tiga faktor:
1. Rasa ingin tahu manusia, yang merupakan naluri dasar, yang menjadi wahana kemajuan.
2. Pertumbuhan media massa sebagai media audio visual, yang memuat tulisan (atau uraian mulut) dan gambar (termasuk gambar yang hidup).
3. Kemajuan teknologi, yang memungkinkan terciptanya kemajuan fotografi dengan pesat (termasuk perfilm-an dan video untuk pemberitaan)
Dalam dunia jurnalistik, foto merupakan kebutuhan yang vital. Sebab foto merupakan salah satu daya pemikat bagi para pembacanya. Selain itu, foto merupakan pelengkap dari berita tulis. Penggabungan keduanya, kata-kata dan gambar, selain menjadi lebih teliti dan sesuai dengan kenyataan dari sebuah peristiwa, juga seolah mengikutsertakan pembaca sebagai saksi dari peristiwa tersebut.
Kelebihan dari sebuah foto sebagai medium komunikasi visual menjadikan lebih mudah dipahami dari pada tulisan yang membutuhkan tenaga dan pikiran.

pendapat seseorang tentang foto jurnalistik

Keindahan foto jurnalistik tidak seperti keindahan sebuah foto sunset, atau kecantikan model dalam balutan lighting studio. Foto jurnalistik akan tampil indah ketika ia berhasil “menghanyutkan” pembacanya dalam memahami pesan yang dibawanya. Sebuah foto jurnalistik yang ditekankan adalah “jurnalistik”nya, bukan teknik lighting atau permainan cahaya, bahkan digital imaging. Jadi untuk memahami keindahan sebuah foto jurnalistik, kamu harus memahami lebih dahulu Jurnalistik, yaitu news value dan 5w iH.


beberapa karya saya tentang foto jurnalistik

karya ku,belajar bersama^_^







macam-macam lensa dan fungsinya

sobat ku,yuk mari belajar tentang lensa dulu...
biar lebih seru simak nih penjelasan nya
Lensa Prime / Fix vs Lensa Zoom

Prime lens Canon 50mm f/1.4 USM
Lensa prime / fix adalah lensa yang memiliki rentang fokal tetap alias Anda tidak bisa mengunakan zoom. Secara umum, lensa prime memiliki kelebihan dibandingkan dengan lensa zoom antara lain:
  • Untuk lensa prime yang berukuran pendek seperti 24, 35, 50, 85mm harganya relatif lebih murah dibanding dengan lensa zoom
  • Ukuran lensa prime relatif lebih kecil dan ringan daripada lensa zoom
  • Bukaan lensa lensa prime pada umumnya beberapa kali lebih besar dari lensa zoom, sehingga lebih efektif untuk kondisi gelap. Selain itu, bukaan besar membuat depth of field menjadi tipis, sehingga efektif membuat background menjadi blur
Untuk yang baru belajar fotografi, lensa prime lensa yan baik untuk belajar karena Anda dipaksa untuk bergerak dan mengambil sudut pandang yang lebih baik. Jika Anda mengunakan lensa zoom, besar kemungkinan Anda hanya akan mengandalkan zoom sehingga perspektif komposisi Anda kurang maksimal.
Lensa Standard Zoom
Lensa ini disering disebut juga lensa jalan-jalan. Lensa ini biasanya mempunyai rentang fokal antara 16-85mm. Rentang fokal ini sangat fleksibel dan 80% dari foto Anda kemungkinan di jepret mengunakan lensa ini. Contoh: Canon 18-55mm f/3.5-5.6 IS, Nikon 18-55mm f/3.5-5.6 VR, Nikon 16-85mm f/3.5-5.6 VR, Pentax 16-50mm f/2.8 dan sebagainya. 


Wide Angle Zoom
Lensa Wide Angle zoom adalah lensa yang populer bagi fotografi pemandangan atau arsitektur karena kemampuan lensa ini untuk menangkap bidang yang luas dengan perspektif yang dinamis. Contoh: Sigma 10-20mm, Canon EF-S 10-22mm, Tokina 12-24mm, dan sebagainya.


Telephoto Zoom
Lensa Telephoto ini dapat membuat objek yang jauh terasa dekat. Sangat populer dikalangan fotografer binatang liar, olahraga, fotojurnalistik dan banyak lagi. Lensa ini juga populer untuk potret karena kemampuannya dalam mengkompresi latar bekalang sehingga model Anda terlihat lebih enak dipandang. Biasanya lensa telephoto rawan getar, maka dari itu lensa telephoto zoom yang memiliki Image stabilization sangat dianjurkan. Contoh: Canon 55-250mm IS, Sony 70-200mm f/2.8, Pentax 65-250mm f/4, Sigma 50-500mm dan sebagainya.


Lensa Superzoom (lensa sapu jagat)
Lensa ini seperti gabungan dari lensa standard zoom dengan telephoto zoom. Rentang fokal lensa ini sangat lebar, dari 18mm sampai telephoto 200mm bahkan ada yang sampai 270mm. Karena itu, lensa ini sangat populer untuk lensa jalan-jalan dan travel. Ideal untuk orang yang tidak ingin mengganti-ganti lensa. Kekurangan lensa ini yaitu pada kualitas optiknya secara umum tidak seprima lensa standard atau lensa telephoto.


Lensa Makro
Lensa Makro adalah lensa ideal untuk mengambil foto close-up atau detail shot dari benda-benda berukuran kecil, misalnya perhiasaan, bunga, serangga, dan sebagainya. Lensa makro mampu membesarkan objek yang difoto dan menangkap detail dan warna dengan tajam. Lensa Makro kadang dipakai untuk potret karena rentang fokal lensa makro biasanya sekitar 90-200mm. Tapi banyak yang tidak menyukai hasil foto potret dengan mengunakan lensa makro karena terlalu tajam, sehingga ketidaksempurnaan dalam kulit menjadi terlalu ketara di foto. Pada umumnya lensa Makro yang baik bukan lensa zoom melainkan prime.

hunting di kala senggang





JOGJA???jika dengaar kata tersebut akan keingat dengan yang namanya kota yang indah,orang yang ramah, bersih dan nyaman. Siapa yang ngk tau dengan jogja, jika kita datang ke jogja pasti    kita akan melanjong ke malioboro,nol km ke pantai,dan masih banyak lagi tempat wisata lainnya yang mesti dikunjngin. Sehari di jogja ngk puas, semuaa wisata yang disuguhkan sangat menarik yang membuat kita sangat betah disini.





Dalam Fotografi komersial atau iklan bisa bersifat:
1. Hard selling: menjual produk secara langsung
2. Soft selling: menjual produk tetapi kita tidak dapat melihatnya secara langsung, biasanya yang dijual adalah sebuah pencitraan. Misalnya iklan rokok tidak menampilkan sebuah rokok atau orang yang sedang merokok.

Dalam pembuatan foto iklan, seorang fotografer biasanya mendapat sebuah arahan dari seorang pengarah kreatif (Creative Director) atau pengarah seni (Art Director). Tentunya sebagai seorang fotografer haruslah memberikan sebuah respon kepada Art Director atau Creative Director agar bisa diketahui sampai sejauhmanakah sebuah konsep itu dipahami agar meminimalisir sesuatu yang tidak diinginkan. Maka dalam hal ini komunikasi sangatlah diperlukan agar tidak terjadi miss komunikasi.

Fotografer harus memilih seorang styles sesuai dengan bidangnya. Misalnya pada saat akan memotret produk makanan maka kita harus memilih styles dibidang makanan (food). Tetapi kita juga perlu hati-hati karena biasanya orang yang mempunyai latar belakang “Art” biasanya egonya tinggi atau di tinggi-tinggikan, untuk mengatasi hal tersebut sangat diperlukanlah sebuah komunikasi.

Tidak semua styles mengerti soal fotografi maka sebagai fotografer kita juga haruslah bertidak untuk membantunya agar konsep yang diinginkan mudah tercapai.

I. Editorial Fotografi adalah foto yang dibuat untuk mengilustrasikan suatu cerita atau ide dalam kontek sebuah penerbitan atau majalah. Misalnya: Gramedia

II. Coorporate Fotografi; biasanya foto yang dibuat digunakan sebagai alat publik relation dari korporasi-korporasi besar, biasanya berbentuk company profile.

III. Stock Fotografi adalah membuat stok foto untuk dijual ke agency-agency stok foto, yang apabila suatu saat foto kita digunakan maka kita akan mendapatkan semacam royalti atas karya stok foto kita.


BIDANG-BIDANG DARI KOMERSIAL FOTOGRAFI


1.Fashion dan glamour
Foto Fashion lebih menonjolkan produk yang dipasarkan dibanding menonjolkan modelnya sendiri. Misal sepatu, tas, baju, dan sebagainya.
Sedangkan foto gramour lebih menampilkan sensualitas dari model itu sendiri. Namun ada foto fashion yang bernuansa glamour, adapula foto fashion yang sifatnya threed fashion.
seorang fotografer fashion haruslah mempunyai kemampuan dalam mengarahkan model.

2.Still life fotografi
Yaitu foto dengan benda tidak bergerak sebagai objek utamanya. Walaupun benda tidak bergerak tetapi hasil foto haruslah memiliki jiwa yang membuat seolah-olah menjadi hidup.

3.Food fotografi
Secara teknis mirip dengan still fotografi namun memerlukan skill tambahan dalam bidang food styling.

4.Foto Produk

Secara teknis foto ini lebih sederhana, tetapi butuh kemampuan yang jeli atas detail-detailnya karena lewat detail tersebutlah foto ini berbicara.

5.Arsitektural

6.Potret dan Wedding fotografi

Selasa, 21 Mei 2013

food

buAT tips lagi yuk..


Mengambil foto makanan atau fotografi food adalah salah satu keterampilan yang paling sulit bagi fotografer untuk dapat menguasai. Untuk mempelajari cara membuat fotografi food, fotografer  harus memperoleh pengetahuan lighting, kamera angle dan sifat makanan yang sedang difoto. Jika pencahayaan atau unsur-unsur fotografi tersebut tidak diterapkan, maka foto makanan akan terlihat tidak menggugah selera, berpotensi merusak maksud dari foto.

Mengapa Membuat Foto Makanan?

Jika belajar bagaimana untuk mengambil gambar atau foto makanan sangat sulit, mengapa orang menginvestasikan waktu mengambil foto makanan? Salah satu alasannya adalah bahwa mengambil foto makanan membuka sejumlah jalur karir untuk fotografer, termasuk dalam bidang berikut:
  •     Iklan
  •     Food packaging
  •     Majalah
Masing-masing daerah memiliki aturan khusus untuk foto makanan. Sementara fotografer mengambil gambar untuk kemasan makanan harus membuat gambar-gambar tampilan makanan serealistis mungkin, fotografer mengambil foto iklan dapat menjadi lebih artistik dan kreatif dengan makanan untuk menyajikannya dengan cara yang terbaik. Saat mengambil gambar makanan untuk fitur majalah, fotografer perlu membuat tampilan makanan selezat mungkin.

Di luar fotografi profesional, amatir dapat menikmati belajar bagaimana untuk mengambil foto makanan, baik sebagai cara untuk masuk ke fotografi profesional atau untuk tantangan itu. kue pernikahan, pesta ulang tahun dan bahkan keranjang piknik dapat menjadi subyek untuk fotografer amatir.

Tekstur dan Warna Foto Makanan

Rasa dan bau adalah dua hal kebanyakan orang sering mengasosiasikan dengan makanan. Namun, karena sensasi tidak dapat ditangkap pada film, fotografer mengambil gambar makanan harus bergantung pada fitur-fitur lainnya, seperti tekstur, warna dan presentasi.

Untuk tekstur foto makanan biasanya perlu diambil jarak dekat. Ketika mencoba untuk memotret makanan, lihatlah tekstur makanan tersebut, anda harus memotret untuk tekstur yang paling dominan. Jika Anda memotret anggur, misalnya Anda akan ingin fokus pada tekstur halus mereka, Atau Anda ingin menekankan pada gelombang atau lubang jika Anda menggunakan keju cottage sebagai subjek Anda. foto makanan  yang dapat menangkap tekstur selalu lebih baik daripada yang tidak.

Dan juga latar belakang sebuah foto makanan harus kontras dengan warna makanan. Misalnya, memotret krim saus Alfredo  di piring hitam, bukan atas piring putih Cina.

Pencahayaan Foto Makanan


Seperti jenis-jenis fotografi, pencahayaan memainkan peran penting dalam foto makanan. Salah satu tujuan foto makanan adalah untuk membuat makanan terlihat tiga dimensi. Penggunaan yang tepat dari cahaya dan bayangan dapat mencapai tujuan ini.

Karena fotografer makanan bekerja dengan subyek yang relatif kecil, mereka sering merasa lebih baik menggunakan peralatan pencahayaan yang lebih kecil, daripada lampu studio besar. Salah satu keuntungan terbesar menggunakan pencahayaan yang lebih kecil adalah bahwa fotografer dapat dengan mudah memindahkan potongan pencahayaan di sekitar makanan. Akibatnya, fotografer dapat menentukan sudut dan bayangan bekerja terbaik dengan subjek.

Tergantung pada konsistensi makanan, berbagai kondisi pencahayaan akan membuat makanan tampil dengan cara yang sama sekali berbeda. Sebagai contoh, sementara makanan tertentu mengambil pada transparansi buram ketika disinari dari belakang, yang lain tampak bersinar. Fotografer dapat mencapai efek yang tidak biasa dengan bermain-main dengan pencahayaan saat mengambil foto dari jeli dan agar-agar.

Sudut dan Fokus Foto Makanan

Foto makanan terlihat yang terbaik bila diambil jarak dekat. F-stop empat sampai lima dengan ISO 200 akan menyimpan makanan dalam fokus dan latar belakang tidak fokus, menarik perhatian makanan. Untuk jenis kerja close-up, fotografer harus menggunakan tripod.

Ambil foto makanan pada sudut untuk memberikan ilusi tiga dimensi. Semakin rendah sudut, semakin tinggi makanan akan muncul. Jika memotret dari atas, tujuannya untuk sudut antara 10? dan 45? di atas meja. Sudut dari pekerjaan di atas terbaik saat memotret spread besar makanan, seperti layout makan di meja restoran.

Hiasan Foto Makanan

Hiasan dan aksesoris dapat mengubah foto biasa makanan menjadi seni. Pikirkan hiasan sebagai fotografer makanan. Mereka menambahkan bunga ke foto makanan dan bahkan dapat menceritakan sebuah kisah: Sebuah garpu hidangan penutup samping kue coklat dengan gigitan menyiratkan bahwa kue itu terlalu bagus untuk menolak. Hijau, peterseli, sendok garpu, bunga segar dan hiasan lainnya semua bisa menghidupkan foto makanan dengan menyarankan hal yang makanan dimaksudkan.

Persiapan Foto Makanan

Persiapan dan kecepatan adalah elemen penting dari bagaimana untuk mengambil foto makanan. Idealnya, foto makanan diambil di dekat atau daerah dapur atau ruang makan. karena tempat tersebut mempengaruhi panas suhu. Karena gambar makanan perlu diambil sebelum panas mempengaruhi struktur, warna dan bentuk dari makanan yang difoto.

Sayuran layu, makanan penutup mencair, saus mengentalkan: Makanan cepat kehilangan kilau dan daya tarik fotogenik. Karena itu, segala sesuatu harus di tempat sebelum Anda membawa makanan di set. Tripod harus diatur, pencahayaan harus ditetapkan dan garnish/hiasan harus siap. Waktu yang ideal untuk mengambil gambar makanan adalah beberapa menit setelah memasak.

Kamera digital dapat membuat mengambil foto makanan jauh lebih mudah. Dengan melihat gambar melalui layar LCD, Anda dapat memeriksa untuk melihat apakah foto Anda yang menghasilkan efek yang diinginkan. Untuk alasan ini saja, kamera digital menjadi lebih umum untuk mengambil foto makanan.
 
 
 
 
 



 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...